23 September 2015 akan diperingati sebagai hari wafatnya seorang pejuang hukum Indonesia, Adnan Bahrum Nasution, atau yang akrab dipanggil Bang Buyung.
Sebagai bentuk penghormatan kami, kami akan menuliskan sebagian kecil dari perjuangan yang telah dilakukan oleh Bang Buyung semasa hidupnya. Selamat jalan, Bang!

Adnan Buyung Nasution, Hidupnya

Seorang advokat handal, pendiri Lembaga Bantuan Hukum (LBH), dan seorang pejuang.
Sosok tangguh yang bernama Adnan Buyung Nasution atau Bang Buyung, yang lahir tanggal 20 Juli 1934, dikenal sebagai sosok yang tangguh. Waktu kecil, sementara ayahnya berperang melawan Belanda, Buyung membantu ibunya, dengan berjualan barang loakan di pasar bersama adiknya.
Sang ayah, R. Rachmat Nasution, adalah orang yang paling berdampak dalam kehidupan Buyung di dunia organisasi dan politik. Hal itu terlihat sejak masa SMA, ketika Buyung menjabat sebagai Ketua Cabang Ikatan Pemuda Pelajar Indonesia atau IPPI, yang kemudian Ia bubarkan karena mengandung PKI.
Pasca SMA, Buyung melanjutkan pendidikkan tingginya dengan berpindah-pindah dari ITB, UGM hingga UI. Dan di seluruh universitas tersebut, Buyung sangat aktif dalam kegiatan organisasi. Tidak heran, setelah lulus Buyung langsung bekerja sebagai jaksa di Kejaksaan Negeri Istimewa Jakarta, dan diketahui mulai aktif di ranah politik.
Buyung pun mendirikan dan mengetuai Gerakkan Pelaksana Ampera pada masa-masa ini, sekaligus dituduh sebagai orang yang anti revolusi saat itu, karena diketahui kerap terlibat demonstrasi dengan Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia (KAMI).
Secara tiba-tiba Buyung pun dipindahkan ke Medan dan di sana Ia menganggur. Sementara menganggur, Ia pun merencanakan pendirian sebuah lembaga yang akan membantu para terdakwa membela dirinya di pengadilan. Ya, apa lagi kalau bukan LBH yang kita tahu sekarang. 28 Oktober 1970, dengan dukungan yang kuat dari pemerintah kala itu, terbentuklah LBH pertama di Indonesia berkat Bang Buyung.
Dan tanggal 23 September 2015 kemarin, Bang Buyung mengembuskan napas terakhirnya di Rumah Sakit Pondok Indah, di usianya yang ke–81 tahun akibat komplikasi.